|
Gambar fosil kucing purba. |
Pada masa silam nenek moyang kucing adalah Miacis, binatang liar pada masa Eosen yang sosoknya mirip musang, 50 juta tahun silam.
Bulan Agustus 2008 tim peneliti kandungan minyak Venezuela berhasil
menemukan fosil kucing raksasa bertaring tajam
di wilayah tenggara
Caracas. "Ini merupakan temuan paling penting di Amerika Selatan selama
kurun waktu 60 tahun," ujar paleontologis dari Institut Sains Venezuela
Ascanio Rincon.
Fosil-fosil tersebut ditemukan bersama beberapa fosil hewan lainnya
seperti harimau kumbang, serigala, onta, burung gagak, bebek dan kuda.
Semua hewan tersebut hidup pada 1,8 juta tahun lalu. Para tim menemukan
fosil tersebut secara tidak sengaja saat mereka sedang mencari
kemungkinan kandungan energi minyak di pusat wilayah Monages.
Penemuan yang paling penting adalah rangka tengkorak yang masih lengkap
dari kucing raksasa zaman purba, yang dinamakan Homotherium. Kucing
raksasa tersebut memiliki taring tajam berukuran lebih kecil dari
harimau dan tubuh yang mirip dengan Hyena, yang pernah hidup di wilayah
Afrika, Eurasia dan Amerika Utara antara lima juta hingga 10 ribu tahun
lalu. Hewan ini mengalami kepunahan pada 500 ribu tahun lalu.
|
Gambar prasasti kucing
pada kebudayaan Mesir kuno. |
Catatan paling awal tentang usaha domestikasi (penjinakan) kucing adalah
sekitar tahun 4000 SM di Mesir, ketika kucing digunakan untuk menjaga
toko bahan pangan dari serangan tikus. Namun, baru-baru ini dalam sebuah
makan di Shillourokambos, Siprus, bertahun 7500 SM, ditemukan kerangka
kucing yang dikuburkan bersama manusia. Karena tikus bukanlah hewan asli
Siprus, hal ini menunjukkan bahwa paling tidak pada saat itu, telah
terjadi usaha domestikasi kucing. Kerangka kucing yang ditemukan di
Siprus ini mirip dengan spesies kucing liar yang merupakan nenek moyang
kucing rumahan saat ini.
|
Gambar sebuah topeng perunggu digunakan dalam pemakaman mumi kucing di Mesir kuno. |
Pada tahun 1.800-an ditemukan suatu kuburan atau tepatnya "situs" berisikan 300.000 mumi kucing
dalam keadaan masih utuh, yang menandakan dahulu kucing memang suatu
hewan yang spesial. Orang Mesir kuno menganggap kucing sebagai
penjelmaan Dewi Bast, juga dikenal sebagai Bastet atau Thet. Hukuman karena membunuh kucing adalah hukuman mati, dan jika ada kucing yang mati kadang dimumikan seperti halnya manusia.
Pada abad ke 14 populasi kucing di Eropa masih sangat sedikit,
sebaliknya populasi tikus meningkat dengan pesat. Dan terjadilah wabah
Black Death (semacam pes) yang dibawa tikus pada akhir abad ke-14. Wabah
tersebut dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa, yang menyebabkan
kematian 40 juta penduduk Eropa (1/3 nya) dalam waktu 4 tahun (dari th
1347 – 1351). Pada saat wabah black death ini, tanah lapang dipenuhi
dengan mayat-mayat, rumah-rumah, desa-desa dan perkotaan menjadi sunyi
dan kosong.
Wabah ini juga menyebar ke Asia dan Afrika, walaupun tidak separah di
Eropa. Wabah ini merupakan wabah terburuk dalam sejarah umat manusia.
Wabah ini berangsur berkurang dengan meningkatnya populasi kucing dan
menurunnya populasi tikus. Manusia semakin menyadari betapa pentingnya
peranan kucing dalam kehidupan manusia.
Dalam ilmu medis, banyak dokter tempo dulu yang menjadikan kucing
sebagai terapi medis untuk penyembuhan tulang, melalui dengkuran
gelombang suaranya yang setara dengan frekuensi 50 hertz. Dengkuran
tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan tulang.
Orang-orang di benua Eropa, Amerika, dan Australia banyak membawa
berbagai jenis kucing dari Asia (khususnya Timur Tengah), kemudian
mengembangkannya menjadi berbagai ras/jenis. (Sumber : kucing.biz) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar