Rabu, 23 Mei 2012

Tahukah anda apa itu Maneki Neko???

Jika Anda pernah mengunjungi sebuah restoran Cina saya yakin Anda pernah melihat boneka kucing berwarna putih atau emas dengan kaki diangkat ke atas, kemudian seakan siap menyapa ketika Anda masuk. Ya benar, boneka kucing yang anda lihat tersebut oleh kalangan tertentu diklaim sebagai pembawa keberuntungan dan namanya adalah Neko Maneki. Bahkan boneka ini sempat pula ditampilkan oleh organisasi TICA. menurut TICA, boneka kucing Neko juga diklaim sebagai pembawa keberuntungan bagi para peserta pameran junior sekaligus ditampilkan sebagai maskot mereka.

Menurut Wikipedia,  Maneki neko (招き猫 / kucing mengundang) adalah pajangan berbentuk kucing dari Jepang yang dibuat dari porselen atau keramik. Sebelah kaki depan (tangan) pajangan ini diangkat seperti sedang memanggil orang. Pajangan ini dipercaya membawa keberuntungan kepada pemiliknya dan biasa dipajang di toko, restoran dan tempat-tempat usaha. Maneki neko yang mengangkat kaki depan sebelah kanan dipercaya dapat mendatangkan uang, sementara maneki neko yang mengangkat kaki depan sebelah kiri dipercaya mendatangkan pembeli. Maneki neko umumnya tidak dibuat dengan kedua belah kaki depan diangkat karena tidak ingin dikatakan sudah menyerah angkat tangan. Model pajangan ini biasanya adalah kucing belang tiga,  kucing Japanese Bobtail   dengan ekor pendek seperti ekor kelinci. Maneki neko juga dibuat dalam warna-warna lain seperti kuning emas atau hitam. Kucing yang menjadi model maneki neko konon sedang mencuci muka dengan menggunakan sebelah kaki depan.


Maneki neko merupakan contoh klasik yang dapat dibuat dalam berbagai warna, aneka model, dan ragam hiasan. Pajangan ini juga dibuat sebagai bentuk berbagai macam keperluan sehari-hari, seperti: gantungan kunci, celengan, hingga  pengharum ruangan. Bahan-bahan lain yang tidak umum untuk membuat maneko neko adalah plastik atau kain perca. Dalam bahasa Inggris, maneki neko disebut fortune cat (kucing keberuntungan) atau beckoning cat (kucing memanggil).

Ada beberapa cerita tentang asal-usul maneki neko, namun tidak dapat dipercaya kebenarannya. Menurut legenda Gōtoku-ji, penguasa Domain Hikone  yang bernama Ii Naotaka sedang dalam perjalanan pulang berburu dengan burung elang, dan lewat di depan kuil Gōtoku-ji. Di depan pintu gerbang, ia melihat kucing peliharaan biksu  yang seperti memanggilnya untuk masuk ke kuil. Ajakan kucing tersebut diikuti Ii Naotaka yang masuk ke dalam kuil untuk beristirahat. Ketika baru saja ia meluruskan kaki, turun hujan disertai petir. Ii Naotaka sangat gembira karena tidak basah kehujanan. Sebagai rasa terima kasih kepada kucing di kuil, Ii Naotaka menyumbangkan uang untuk pembangunan kembali Gōtoku-ji menjadi sebuah kuil yang megah. 

Ketika kucing tersebut mati, sebuah makam didirikan oleh biksu untuknya. Beberapa lama kemudian, Aula Manekineko didirikan di lingkungan kuil berikut sebuah patung yang diberi nama Manegineko . Bentuknya berupa kucing yang sedang mengangkat sebelah kaki depan. Gōtoku-ji merupakan kuil klan Ii. Di kuil ini terdapat makam Ii Naosuke yang tewas akibat pembunuhan di luar pintu gerbang Sakuradamon, Istana Edo pada tahun 1860.

Cerita versi lainnya yaitu legenda Jishō-in. Seorang samurai yang bernama Ota Dokan tersesat di jalan setelah hampir kalah dalam pertempuran Egotagahara  (sekitar 1476-1478). Tiba-tiba di hadapannya, muncul seekor kucing yang melambaikan kaki depan, dan mengajaknya untuk beristirahat di Jishō-in. Setelah beristirahat, kekuatan Ōta Dōkan pulih dan menang dalam pertempuran. Sebagai rasa terima kasih, patung Jizōson berbentuk kucing dipersembahkan kepada kucing tersebut. Di kemudian hari, patung berbentuk kucing disebut-sebut sebagai cikal bakal maneki neko. Menurut kisah lain dari kuil yang sama, seorang pedagang kaya yang ditinggal mati anak tercintanya mempersembahkan patung Jizōson berbentuk kucing.

Maneki neko merupakan tradisi yang menganggap benda pembawa keberuntungan. Orang Jepang banyak yang membelinya pada tahun baru. Maneki Neko sering dijual bersama kumade  di kios pasar kaget yang berjualan di luar kuil Shinto. Selain itu, toko pajangan yang menjual maneko neko dalam berbagai ukuran sering dijumpai di kota-kota dengan tradisi dagang yang kuat. Pinggiran kota Takasaki  dikenal sebagai pusat kerajinan maneki neko . Maneki neko asal Takasaki umumnya dibuat dengan teknik hariko (rangka kayu ditempel washi ).

Sumber: TICA dan Wikipedia

Tidak ada komentar: