Jika
Anda pernah mengunjungi sebuah restoran Cina saya yakin Anda pernah
melihat boneka kucing berwarna putih atau emas dengan kaki diangkat ke
atas, kemudian seakan siap menyapa ketika Anda masuk. Ya benar, boneka
kucing yang anda lihat tersebut oleh kalangan tertentu diklaim sebagai
pembawa keberuntungan dan namanya adalah Neko Maneki. Bahkan boneka ini
sempat pula ditampilkan oleh organisasi TICA. menurut TICA, boneka
kucing Neko juga diklaim sebagai pembawa keberuntungan bagi para peserta
pameran junior sekaligus ditampilkan sebagai maskot mereka.
Maneki neko merupakan contoh klasik yang dapat dibuat dalam berbagai
warna, aneka model, dan ragam hiasan. Pajangan ini juga dibuat sebagai
bentuk berbagai macam keperluan sehari-hari, seperti: gantungan
kunci, celengan, hingga pengharum ruangan. Bahan-bahan lain yang tidak
umum untuk membuat maneko neko adalah plastik atau kain perca. Dalam
bahasa Inggris, maneki neko disebut fortune cat (kucing keberuntungan) atau beckoning cat (kucing memanggil).
Ada beberapa cerita tentang asal-usul maneki neko, namun tidak dapat dipercaya kebenarannya. Menurut legenda Gōtoku-ji, penguasa
Domain Hikone yang bernama Ii Naotaka sedang dalam perjalanan pulang
berburu dengan burung elang, dan lewat di depan kuil Gōtoku-ji. Di depan
pintu gerbang, ia melihat kucing peliharaan biksu yang seperti
memanggilnya untuk masuk ke kuil. Ajakan kucing tersebut diikuti Ii
Naotaka yang masuk ke dalam kuil untuk beristirahat. Ketika baru saja ia
meluruskan kaki, turun hujan disertai petir. Ii Naotaka sangat gembira
karena tidak basah kehujanan. Sebagai rasa terima kasih kepada kucing di
kuil, Ii Naotaka menyumbangkan uang untuk pembangunan kembali Gōtoku-ji
menjadi sebuah kuil yang megah.
Ketika kucing tersebut mati, sebuah
makam didirikan oleh biksu untuknya. Beberapa lama kemudian, Aula
Manekineko didirikan di lingkungan kuil berikut sebuah patung yang
diberi nama Manegineko . Bentuknya berupa kucing yang sedang mengangkat
sebelah kaki depan. Gōtoku-ji merupakan kuil klan Ii. Di kuil ini
terdapat makam Ii Naosuke yang tewas akibat pembunuhan di luar pintu
gerbang Sakuradamon, Istana Edo pada tahun 1860.
Cerita versi lainnya yaitu legenda Jishō-in. Seorang
samurai yang bernama Ota Dokan tersesat di jalan setelah hampir kalah
dalam pertempuran Egotagahara (sekitar 1476-1478). Tiba-tiba di
hadapannya, muncul seekor kucing yang melambaikan kaki depan, dan
mengajaknya untuk beristirahat di Jishō-in. Setelah beristirahat,
kekuatan Ōta Dōkan pulih dan menang dalam pertempuran. Sebagai rasa
terima kasih, patung Jizōson berbentuk kucing dipersembahkan kepada
kucing tersebut. Di kemudian hari, patung berbentuk kucing disebut-sebut
sebagai cikal bakal maneki neko. Menurut kisah lain dari kuil yang
sama, seorang pedagang kaya yang ditinggal mati anak tercintanya
mempersembahkan patung Jizōson berbentuk kucing.
Maneki neko merupakan tradisi yang menganggap benda pembawa
keberuntungan. Orang Jepang banyak yang membelinya pada tahun baru.
Maneki Neko sering dijual bersama kumade di kios pasar kaget yang
berjualan di luar kuil Shinto. Selain itu, toko pajangan yang menjual
maneko neko dalam berbagai ukuran sering dijumpai di kota-kota dengan
tradisi dagang yang kuat. Pinggiran kota Takasaki dikenal sebagai pusat
kerajinan maneki neko . Maneki neko asal Takasaki umumnya dibuat dengan
teknik hariko (rangka kayu ditempel washi ).
Sumber: TICA dan Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar